BloG ini berisi kumpulan tulisan menarik dari berbagai milis dan juga tulisan2 saya di beberapa milis. Topik yg menarik minat saya tentang manusia, kebudayaan, teknologi, management, marketing dan keagamaan...krn banyak posting menarik dari milis yg sayang kalau tidak di dokumentasi. Semoga ada gunanya... :P Silahkan dikomentari dan dikritisi jika ada hal-hal yg tidak sesuai dengan opini anda. Just feel free to write....OK...? :)

Friday, September 24, 2004

Kekuatan Cinta

Maulana Syaikh Muhammad Nazhim al-Qubrusi
Ditranslasi dari Mercy Oceans of the Heart.


Apakah Cinta itu?
Orang Eropa menulis kata, ?Cinta, cinta.? Di
mana-mana, ?Cinta?. Itu artinya cinta adalah hal
terpenting bagi mereka. Tetapi mereka tidak memohon
untuk mendapatkan cinta yang sejati, dan bagaimana
mereka dapat meraih samudra Cinta yang tidak terbatas.


Jiwa setiap orang berharap dapat meraih samudra
keindahan yang tidak terhingga. Tetapi hanya setetes
dari samudra keindahan Ilahi yang dibagikan kepada
semua orang. Jadi dari tetesan itu berapa banyak yang
dapat mencapai gadis cantik dan pemuda ganteng?
Berapa banyak? Begitu banyak sehingga bisa membuat
kalian mabuk. Kalian bisa mabuk dengan hanya sebagian
dari setetes dari samudra keindahan yang tidak
terbatas yang menunggu dan mengharapkan kalian untuk
mencapainya, masuk ke dalamnya, berenang, minum, dan
mabuk di dalamnya.

Kalian dapat meraih Cinta Ilahi melalui istrimu dan
dia pun dapat meraihnya melalui kalian. Karena melalui
cintanya kita memohon Cinta sejati dari Allah . Dan
itu adalah ajaran yang paling sempurna bagi manusia,
yaitu untuk membuat hubungan dari cinta itu, lalu
lompat menuju Cinta Tuhanmu.

Tetapi orang tidak terlalu peduli mengenai cinta itu
dan tidak membiarkan Pancaran Cinta Ilahi keluar dari
hati mereka. Mereka mengejar cinta imitasi, cinta
yang sifatnya sementara yang datang dan berlangsung
hanya pada acara tertentu, dan termasuk keinginan
fisik kita. Cinta itu hanya sementara dan bisa hilang
dengan cepat, dan kepuasan yang datang dengan cepat
akan berkurang dan semakin berkurang sampai akhirnya
berakhir, mengering. Cinta yang berasal dari
keinginan fisik akan semakin berkurang kadarnya dan
akhirnya mengering.

Kalian bisa mencintai seorang gadis karena usianya
yang masih muda tetapi ketika masa mudanya hilang,
kalian tidak mencintainya lagi. Itu adalah cinta yang
palsu. Kadang-kadang kita mempunyai kedua cinta itu
secara simultan, tetapi biasanya keinginan fisik lebih
dominan daripada spiritual sehingga yang terakhir
tidak bisa muncul. Tetapi untuk mencapai tujuan akhir
manusia kita memerlukan cinta yang permanen, dan hanya
Tuhan semesta alam yang dapat memberikannya.

Cinta Ilahi yang tertanam dan bersarang dalam hati
ummat manusia tidak akan berkurang. Selama kalian
mencarinya, kalian akan merasakan bahwa cinta itu
semakin bertambah, lebih banyak, lebih terasa, dan
kalian akan merasakan bahwa cinta itu tidak akan
pernah berakhir. Hal tersebut dikarenakan tubuhmu akan
musnah, tetapi jiwa kalian tidak akan musnah.

Tubuh bersifat sementara sedangkan jiwa bersifat
permanen. Oleh sebab itu cinta yang menjadi bagian
dari tubuhmu dari akan berakhir, sedangkan yang
termasuk bagian spiritual akan tetap utuh dan
permanen. Kalian bebas untuk memilih di antara
keduanya. Dan kalian bebas untuk mencari salah satu
atau yang lain sekehendakmu. Jika kalian menyukai
cinta yang bisa berakhir, maka ikutilah keinginan
fisikmu. Jika kalian tertarik kepada cinta yang
abadi, yang terus bersemi, maka carilah cinta
spiritualmu?Apakah kalian melakukannya?

Ketika kalian mengalami peningkatan dalam mencintai
kehidupan permanen dan abadi, maka ALLAH memberi
hatimu dari Cahaya Ilahi-Nya sehingga kegelapan akan
lenyap; sebaliknya jika kalian semakin cinta terhadap
kehidupan ini, maka makin banyak pula kegelapan yang
memasuki hatimu. Dalam kegelapan itu seluruh pikiran
buruk dan ketakutan akan berkembang selanjutnya
ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan berkembang dalam
hatimu sebab kegelapan membuat mereka berkembang.

Tetapi jika kegelapan menghilang dari hatimu, yang
tinggal adalah cahaya di mana-mana. Tidak ada lagi
masalah atau ketidakbahagiaan dalam hatimu. Cahaya,
Cahaya Ilahi memberimu kepuasan dan kedamaian, dan
semakin banyak cahaya itu tumbuh dalam hatimu makin
banyak kedamaian dan kepuasan akan tumbuh di hatimu,
dan berharap akan tumbuh terus setiap hari.

Kemudian beliau berkata, Tidak ada makhluk yang
dibenci oleh Allah. Sesungguhnya mustahil ada makhluk
yang dibenci Allah namun tetap eksis di alam semesta,
suatu hal yang saling bertolak belakang. Semua
makhluk muncul melalui Cinta Ilahi-Nya. Dia mencintai
mereka semua, kemudian mereka muncul; oleh sebab itu
semua yang eksis di alam ini mempunyai bagian dari
Cinta Ilahi-Nya.

Ketika Saya mengucapkan ?semuanya?, yang Saya maksud
adalah semua mulai dari atom dan komponennya?penyusun
alam semesta yang terkecil?sampai ummat manusia. Ya,
segalanya, bahkan partikel benda yang terkecil, dapat
membawa Anugerah Ilahi itu. Sebagaimana yang kalian
ketahui, elektron dari atom berputar mengelilingi inti
atom, dengan kecepatan yang tinggi. Seseorang
memberitahu Saya bahwa saintis terkenal, Albert
Einstein pernah berkata, "Aku telah sampai pada
pemahaman terhadap banyak hal, tetapi Aku tidak bisa
mengerti kekuatan apa yang memberi energi kepada
elektron untuk mengorbit intinya dengan kecepatan
seperti itu.

Dari mana mereka mendapat kekuatan semacam itu??
Kita percaya dan lebih jauh lagi, telah diberi
keyakinan, bahwa segala yang eksis dan mempunyai
kehidupan adalah hidup. Untuk pengenalan sehari-hari,
kita mengklasifikasikan benda-benda tertentu, seperti
batu, sebagai benda yang tidak bergerak, dan mengenal
kehidupan hanya pada tanaman, binatang dan manusia.
Tetapi kita yakin bahwa di luar pengelompokkan ini,
setiap benda mempunyai kehidupan. Oleh sebab itu atom
dan elektronnya yang mengelilingi inti atom dengan
kecepatan tertentu yang bahkan membuat bingung Tuan
Einstein yang terkenal itu, dalam realitasnya mereka
semua hidup. Mereka hidup dengan Kekuatan Cinta
Ilahi yang telah diberikan oleh Tuhan mereka. Itulah
yang membuat mereka berputar dengan kecepatan cahaya.


Mereka yang mempunyai akses memasuki bidang
pengetahuan di luar sains bisa mengatakan dengan yakin
bahwa Allah, Tuhan alam semesta, melalui Nama-Nya yang
suci, ?Al-Waduud? (Yang Maha Mencintai) memberikan
Cinta Ilahi-Nya kepada seluruh penghuni alam semesta.
Elektron itu, mabuk dengan Cinta Ilahi sehingga
berputar mengelilingi intinya. Itulah pengaruh dari
Cinta Ilahi yang termanifestasi dalam diri mereka.

Ilmu pengetahuan tidak bisa membuktikan maupun
menyangkal penjelasan ini, karena fenomena ini berada
di luar jangkauannya, dan mereka tidak bisa menawarkan
lebih dari sekedar teori. Tetapi hati kita dapat
diisi dengan penjelasan ini, sebagaimana masing-masing
dari kita bisa mencobanya sendiri terhadap diri
masing-masing, karena kita semua mempunyai kekuatan
dari Cinta Ilahi dalam hati kita yang siap untuk
dikontak.

Tidak ada satu kata dalam bahasa Barat yang bisa
memberikan arti lengkap kepada ?Al-Waduud?.
Penjelasan yang bisa diberikan belum cukup memuaskan
walaupun orang barat mengaku bahwa pengetahuannya
superior dan mereka meremehkan setiap pengalaman
religius. Dan Nama Suci ini, yang artinya tidak bisa
di ekspresikan dengan memuaskan dalam bahasa barat
yang maju, adalah ?dzikir? yang paling cocok di antara
semua Nama Ilahi untuk diucapkan berulang-ulang dalam
meditasi oleh orang-orang yang melihat dirinya sebagai
makhluk superior dan melebihi standard yang normal.


?Cinta,? sudah tentu itu bukan merupakan suatu konsep
yang dikenal baik oleh budaya barat, dan tidak
diragukan lagi sebagian orang mengaku bahwa cinta
adalah aspek terpenting dalam hidup mereka, tentu saja
yang paling penting. Tetapi cinta yang kita maksud
sehubungan dengan Nama Ilahi ?al-Wadud? bukan cinta
fisik yang bersifat sementara dan dengan cepat menjadi
satu-satunya arti cinta yang berlaku bagi manusia
modern, cinta yang dapat ditemukan di kebun binatang.
Jika kalian tidak bisa membayangkan cinta lain dari
apa yang ada di tingkat binatang, berarti kalian
termasuk penghuni kebun binatang.

Ada cinta sejati, cinta yang tidak pernah berubah dan
tidak pernah sekarat, sementara itu ada pula cinta
yang bersifat sementara, itulah cinta binatang.
Keduanya ada pada manusia dengan kebijaksanaan sang
Pencipta, tetapi cinta yang permanen adalah cinta yang
diberikan kepada manusia melalui Nama-Nya,
?al-Waduud?. Untuk mengetahui bahwa cinta adalah
tantangan dan pemenuhan bagi eksistensi manusia?untuk
sampai pada kontak dengan Samudra Cinta itu, karena
Dia telah memberi Cinta Ilahi-Nya kepada wakil-Nya
yang paling dimuliakan, manusia.

Oleh sebab itu ketika kita mengucapkan ?Ya Waduud,?
berarti kita membuka diri terhadap Kecintaan Ilahi,
memohon kepada Tuhan untuk membangkitkan cinta yang
tidak mengenal batas itu, yang abadi dan mencakup
seluruh ciptaan-Nya.

Saya telah diperintahkan untuk mengajarkan dan memberi
nasihat kepada orang untuk mengucapkan ?Ya Wadud?,
karena ini akan membuat orang yang tulus mendapat
cinta sejati dari Tuhan mereka dan untuk mencintai
segala yang berada di sekeliling mereka. Kita harus
belajar mencintai segala sesuatu karena Allah
mempunyainya bagi seluruh ciptaannya. Dan kita harus
mengucapkan do?a seperti itu, karena walaupun itu
adalah kunci sukses dalam segala usaha penyucian diri,
dia semakin langka di masa kita. Oleh sebab itu,
penderitaan, gangguan, perjuangan hidup, krisis dan
kekacauan selalu meningkat.

Apa yang terjadi pada cinta manusia dewasa ini
sesungguhnya merupakan tangisan yang sangat jauh dari
cinta manusia sejati. Kebanyakan orang terikat
padanya selama dua atau tiga bulan kemudian membuang
nya. Yang pria berkata, ?Oh my goddess!?, dan yang
wanita berkata ?Oh my god!?, tetapi perhatikan sekali
lagi apa yang terjadi pada mereka dua atau tiga bulan
kemudian dan lihat apa yang tertinggal dari ?do?a
sejati? itu dan ?emosi yang mendalam.? Itu adalah
penyebab terbesar bagi keadaan yang menyedihkan
sekarang ini.

Untuk itulah Saya tidak merujuk abad ini sebagai abad
yang beradab. Tetapi abad 21 menjadi saksi bagi
hancurnya peradaban, setiap menit pelanggaran dan
penderitaan bertambah. Suatu masyarakat disebut
beradab bila dia menyediakan lingkungan di mana orang
dapat dengan mudah memperluas cinta sejati mereka
kepada setiap orang. Seseorang tidak boleh terlalu
bangga menjadi bagian dari ?Peradaban Abad 21? karena
Saya tidak menganggap pelanggaran dan masyarakat yang
sakit itu beradab, dan ketika Saya datang ke sini
(London) Saya merasakan bulu kuduk saya berdiri.
Begitu liar! Tidak ada rasa kekeluargaan! Setiap
orang melihat orang lain dengan penuh curiga!

Karena situasi yang akut di masa kita, pertama dan
terutama, kita harus mencari jalan untuk membangkitkan
cinta sejati yang permanen. Latihan, do?a dan
peraturan tidak berguna di saat ini tanpa cinta.
Karena orang yang hatinya tidak mendapat hubungan
dengan cinta seperti itu, akan mudah ditempeli ego
yang akan melatih dan menggunakannya sebagai jalan
untuk menyematkan titel kosong kepadanya. Tinggalkan
semua praktek yang melayani kesombonganmu dan
berjuanglah untuk cinta yang permanen.

Dari mana kita mulai? Setiap orang mempunyai lingkaran
teman, kerabat, dan kenalan. Mulailah dari yang dekat
dengan kita, istri, suami, orang tua, anak-anak, dan
saudara, kita harus tulus dalam memberi cinta sejati
kita. Bagaimana kita menganggap orang yang tidak bisa
berdamai dengan orang yang terdekat dengannya sebagai
orang yang beradab? Jika kita dapat mendekati level
cinta permanen yang cocok bagi kita pengadilan dunia
akan ditutup karena kurangnya kasus, tidak ada
keluhan, tidak ada perceraian, tidak ada kesedihan,
dan tidak ada pergelutan.

Memberikan cinta permanen kita adalah praktek yang
paling penting di masa sekarang. Tidak ada yang dapat
mengatakan, ?Aku tidak perlu mempraktekkannya,? baik
pembicara maupun para pendengar. Jangan katakan
kepada Saya bahwa si anu berada pada level tertentu
jika orang itu sangat ketat dalam memberikan cinta
permanennya bahkan kepada orang-orang yang paling
intim dengannya.

Diri manusia yang terendah, ego yang egois, tidak
pernah mau memberikan cinta permanen kecuali kepada
dirinya sendiri. Saya tidak percaya bahwa mencintai
diri sendiri itulah yang menjadi tujuan diciptakannya
manusia. Saya percaya bahwa kita diciptakan untuk
mencintai semua makhluk. Manusia merupakan perwakilan
Tuhannya di bumi dan mempunyai reservoir Cinta Ilahi
di dalam dirinya; dia dapat menjadi jalan untuk
mengekspresikan Cinta Ilahi di dunia. Bahkan
sesungguhnya dia merupakan sumber cinta di mana setiap
makhluk dapat minum darinya. Wa min Allah at Taufiq

wassalam

Telekomunikasi dan Implikasi Privatisasi

Bisnis Indonesia, 9 September 2004

Diakui atau tidak, sektor telekomunikasi telah berperan signifikan bagi perkembangan perekonomian global. Hal ini disebabkan telekomunikasi merupakan infrastruktur pendukung utama bagi kegiatan ekonomi dibelahan dunia manapun. Artinya, keberadaan dan peran telekomunikasi telah menjadi urat nadi (lifeblood) kegiatan perekonomian secara mondial dan berfungsi sebagai sarana peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Secara historis, keberadaan layanan telepon tetap misalnya, telah banyak memberikan manfaat terhadap kegiatan ekonomi dan sosial kemasyarakatan. Manfaat tersebut, semakin dirasakan masyarakat dengan berkembangnya telepon seluler, yang dibarengi peningkatan kualitas dan variasi layanan yang semakin memudahkan penggunanya. Kondisi tersebut, telah memicu peningkatan jumlah pengguna telepon seluler secara drastis-khususnya di negara-negara berkembang- ketimbang telepon tetap (fixed-lines).

Terbukti, hasil kajian ITU (Inter-national Telecommunication Union) menunjukkan pelanggan seluler di negara-negara berkembang telah meningkat secara signifikan, yakni dari tiga juta pada 1993 menjadi 500 juta pada 2002.

Bahkan akhir 2002, pengguna telepon seluler di negara-negara berkembang sudah berjumlah 1,155 miliar orang, sedang pelanggan telepon tetap (fixed line) baru berjumlah 1,129 miliar. Jumlah ini mengindikasikan satu diantara lima orang penduduk dunia telah memiliki telepon seluler, dan sebanyak 45,8% pengguna tersebut berada di negara-negara berkembang (ITU News; Ok-tober 2003).

Bila dicermati, peningkatan kuantitas pengguna telepon (terutama seluler) di berbagai belahan dunia, tidak hanya dipicu perkembangan teknologi wireless yang menawarkan kemudahan akses berkomunikasi kapan dan dimana saja bagi penggunanya.

Tetapi juga dikarenakan privatisasi penyelenggaraan telekomunikasi telah memicu peningkatan akses (connectivity) dan penurunan tarif (affordability) dalam bertelekomunikasi dari dan ke berbagai negara. Fenomena tersebut telah menimbulkan pertanyaan, benarkah privatisasi mampu menurunkan tarif sekaligus meningkatkan akses masyarakat dalam bertelekomunikasi?

Studi literatur menunjukkan rasionalisasi pemilikan pemerintah terhadap jaringan maupun jasa telekomunikasi, paling tidak didukung dan berdasarkan lima prinsip.

Natural monopoly

Pertama, telekomunikasi merupakan industri yang bersifat natural monopoly dan karenanya pengoperasian-dalam arti pembinaan, pengawasan dan penyelenggaraan-telekomunikasi secara monopoli oleh pemerintah dinilai lebih efisien dan menguntungkan pemerintah maupun masyarakat.

Kedua, pemilikan dan penyelenggaraan telekomunikasi oleh pemerintah bertujuan untuk menjadikan telekomunikasi sebagai sarana yang dapat berfungsi menyeimbangkan tujuan berbagai kegiatan ekonomi maupun sosial, dan tidak semata-mata untuk memaksimalkan keuntungan (profit oriented) secara ekonomis (Choski, 1979).

Prinsip ketiga, untuk membantu mengoreksi kegagalan pasar (Sap-pington dan Stiglitz, 1997) dan mengurangi ketimpangan pendapatan (Wilner, 1996). Alasannya, monopoli penyelenggaraan telekomunikasi di tangan pemerintah akan menyebabkan terjadinya peningkatan drastis jumlah jaringan dan jasa telekomunikasi.

Peningkatan tersebut, pada gilirannya akan berkontribusi signifikan bagi perkembangan perekonomian nasional suatu negara.

Prinsip keempat, alasan pembenar (raison d'etrat) bagi pemilikan telekomunikasi oleh pemerintah-dalam beberapa kondisi tertentu-berkaitan dengan masalah asimmetric information antara principal (pemilik atau masyarakat) dengan agen (operator).

Pasalnya, keberadaan masalah tersebut membuat kontrak dan penyelengaraan telekomunikasi tidak dapat dijalankan secara komplet, kecuali bila ada keterlibatan aktif (pemilikan) pemerintah dalam penyelenggaraan tetekomunikasi.

Secara ekonomis, prinsip keharusan bisnis telekomunikasi dikelola pemerintah secara monopoli dengan alasan efisiensi, sudah tidak valid dan relevan lagi.

Alasannya, perkembangan teknologi telekomunikasi telah menurunkan biaya pembangunan jaringan dan jasa telekomunikasi secara drastis, sehingga penyelenggaraan telekomunikasi oleh beberapa operator akan berimplikasi pada pengembangan jaringan dan layanan dengan tarif murah.

Demikian pula ketiga prinsip lainnya, yang berasumsi pemerintah merupakan pihak benevolent dan honest broker yang memiliki kemampuan dan informasi lebih akurat dibanding pihak swasta, sudah tidak aktual lagi. Karena kenyataan menunjukkan, pihak swasta (penyelenggara telekomunikasi) lebih pintar ketimbang pemerintah.

Selain itu asumsi-yang sejatinya menganggap pemerintah dapat menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi- tersebut sulit dibuktikan kebenarannya.

Sejarah peradaban manusia mengajarkan betapa pemerintah (baik politikus maupun birokrat) cenderung bertindak berdasarkan kepentingan pribadi dan bukan kepentingan seluruh lapisan masyarakat.

Lagi pula berdasarkan pandangan public choice theory, asumsi yang mendasari ketiga prinsip tersebut secara filosofi dan kenyataan empiris sulit dibuktikan dan diterima kebenarannya.

Pasalnya, politikus atau birokrat yang menjadi "share holder" sebenarnya bukan merupakan prinsipal (pemilik), tetapi lebih merupakan agen juga, seperti halnya manajemen (direksi), sehingga insentif untuk melakukan sejatinya pengawasan terhadap perilaku manajemen tergolong rendah.

Manfaatkan BUMN

Selain itu, politikus atau birokrat ditengarai seringkali memanfaatkan BUMN telekomunikasi, lebih-lebih pada saat pemilu seperti sekarang ini-sebagai money machine dalam meraup dana bagi kepentingan pribadi maupun partai yang diwakilinya.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemilikan dan pengoperasian bisnis telekomunikasi oleh pemerintah harus dihentikan melalui program yang terencana dan menguntungkan segenap lapisan masyarakat.

Artinya, pelepasan kepemilikan pemerintah (melalui privatisasi) dalam penyelenggaraan telekomunikasi, tidak hanya bertujuan menutupi defisit anggaran APBN setiap tahunnya, tetapi juga dimaksudkan meningkatkan aksesibiltas masyarakat dalam bertelekomunikasi dengan tarif terjangkau (affordable).

Tindakan privatisasi yang tidak disertai dengan strategi dan timing yang tepat, hanya akan menghasilkan pemindahan hak pengelolaan dari pemerintah kepada pihak swasta, dan tidak menghasilkan peningkatan akses dan penurunan tarif dalam bertelekomunikasi.

Bahkan yang terjadi bisa sebaliknya, yakni peningkatan tarif. Karena secara logis, tujuan utama setiap perusahaan ialah bagaimana meraup keuntungan sebanyak mungkin.

Terbukti, tindakan privatisasi terhadap BUMN telekomunikasi yang dilakukan selama ini, hanya menghasilkan penurunan harga perangkat (equipment) telekomunikasi dan belum mampu menurunkan tarif dalam bertelekomunikasi, bahkan yang terjadi justru kenaikan secara berkala.

Bila ditelisik, penyebab timbulnya permasalahan tersebut dipicu oleh dua faktor. Pertama, ketidakjelasan flatform privatisasi, yang dapat dilihat dari belum fokusnya arah dan tujuan privatisasi BUMN telekomunikasi. Kedua, tindaklanjut privatisasi yang dituangkan dalam berbagai kebijakan regulasi yang mendukung kompetisi penyelengaraan jaringan dan jasa telekomunikasi, be-lum dilaksanakan secara maksimal.

Akibat lanjutan yang ditimbulkan kedua faktor tersebut, telah mendorong incumbent mempraktekkan perilaku (conduct) anti kompetisi terhadap pesaingnya. Perjanjian kerja sama antara PT Telkom dengan pengelola wartel-yang bersepakat menyalurkan akses SLI dari wartel, hanya boleh dilakukan melalui nomor SLI PT Telkom (007 dan 017)-merupakan bukti konkret belum dilaksankannya regulasi kompetisi secara optimal.

Bahkan fenomena anti kompetisi tersebut, disinyalir memicu para operator seluler-yang struktur pasar layanannya sudah berbentuk full competion-menerapkan strategi bisnis yang bertentangan dengan ketentuan hukum.

Misalnya, penetapan tarif tinggi yang disepakati secara bersama oleh para operator seluler berdasarkan konsep kartel maupun tacit collucion. Akibatnya, alih-alih penurunan tarif, yang terjadi justru kenaikan tarif.

Oleh Abdul Salam Taba
Alumnus Newcastle School of Economics, The University of Newcastle, Australia.