BloG ini berisi kumpulan tulisan menarik dari berbagai milis dan juga tulisan2 saya di beberapa milis. Topik yg menarik minat saya tentang manusia, kebudayaan, teknologi, management, marketing dan keagamaan...krn banyak posting menarik dari milis yg sayang kalau tidak di dokumentasi. Semoga ada gunanya... :P Silahkan dikomentari dan dikritisi jika ada hal-hal yg tidak sesuai dengan opini anda. Just feel free to write....OK...? :)

Tuesday, June 29, 2004

Dinginnya di Vaal Dam, Hangatnya Keluarga Bham

(oleh2 Jul dr Johannesburg)

Vaal Dam yang sangat besar itu, memang terasa kurang
pas dikunjungi pada musim dingin seperti sekarang ini.
Untungnya, di Lenasia –-suburban sekitar Johannesburg
yang mayoritas dihuni orang-orang India-- disambut
hangat oleh keluarga Bham, termasuk oleh Azhra yang
cantik, secantik bintang-bintang Bollywood.

---

Fayaaz Bham dan sabtu siang yang terang itu, 22 Mei
2004, telah sama-sama mengantarkan saya jadi saksi
kebesaran Vaal Dam, dam (bendungan) yang punya arti
penting buat negara Afrika Selatan. Untuk sampai sana
dari Johannesburg, paling tidak kami harus mengarungi
jalan sepanjang 56 km ke arah selatan, ke arah kota
Vereeniging (baca: virinehen).

Setelah sekitar satu setengah jam perjalanan, tibalah
kami di Vaal Dam yang sangat besar, sebesar jasanya
bagi propinsi Gauteng dan sekitarnya. Dengan luas
38.500 km persegi, dam ini mampu menampung banyak air
yang mengalir dari sungai Vaal, yang dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan air propinsi Gauteng dan
sekitarnya yang memang sarat dengan industri.

Selain menampung air, Vaal Dam juga menampung para
pengunjung yang ingin berekreasi. Terlihat beberapa
perahu layar berseliweran di tengah bendungan sana.
Menurut Fayaaz, Vaal Dam juga jadi sasaran empuk para
pemancing dan pecinta olahraga atau kegiatan air lain.
Hanya saja kegiatan-kegiatan itu ramai dilakukan di
musim panas, bukan di musim dingin seperti sekarang
ini. Pada musim dingin, Vaal Dam juga seakan menyambut
“dingin” para pengunjungnya.

Mengenai musim, seperti halnya negara-negara Eropa,
Afsel juga mengalami empat musim dalam setahun. Hanya
saja musimnya kebalikan dengan yang terjadi di Eropa,
karena memang Afsel terletak di belahan bumi bagian
selatan (southern hemisphere), sedangkan Eropa di
belahan utara. Kalau di Eropa saat ini sedang terjadi
musim panas, Afsel sedang mengalami musim dingin walau
tak bersalju.

Setelah melihat-lihat sekitar Vaal Dam, kami menuju ke
sebuah villa. Ya, di sekitar Vaal Dam memang terdapat
banyak villa, dan satu diantaranya adalah milik
Fayaaz.

Fayaaz mengunjungi villa hanya sekedar melihat-lihat
dan juga mengecek hasil kerja Yosep, seorang tua
berkulit hitam yang sehari-hari mengurusi villa milik
Fayaaz. Mereka, Fayaaz dan Yosep, terlibat dalam suatu
diskusi, namun tidak jelas apa yang sedang mereka
perbincangkan, mereka berbicara dalam bahasa
Afrikaans.

Hari itu jadi kali pertama melihat Fayaaz berbicara
dalam bahasa Afrikaans. Awalnya, dikira hanya para
Afrikaaner saja yang berbicara dalam bahasa Afrikaans.
Fayaaz menjelaskan, ia bisa karena bahasa Afrikaans
diajarkan ketika ia sekolah dulu. Buat dia, Afrikaans
jadi bahasa kedua setelah Inggris. Selain dua bahasa
itu, Fayaaz juga mengaku mengerti bahasa Gujarati
--salah satu bahasa di India-- karena memang leluhur
Fayaaz datang dari daerah Gujarat di India.

Yosep sendiri, selain fasih berbicara dalam bahasa
Afrikaans, ia tentu juga mahir bahasa sukunya, yaitu
Xhosa (baca: kosa), salah satu suku kulit hitam di
Afsel. Yosep juga berbicara dalam bahasa Inggris,
hanya saja ia mengaku tidak terlalu lihai. Ia
terbilang jarang berbicara dalam bahasa Inggris.

Menjelang senja, diiringi matahari merah yang bagai
mengintip, kami mulai meninggalkan villa, berbalik ke
arah Johannesburg. Kami menuju Lenasia, suburban
sekitar Johannesburg yang banyak dihuni oleh penduduk
keturunan India. Di sana pulalah keluarga Bham
berdiam.

joel@joburg
June 22, 2004 23h11

Insya Allah berlanjut…

0 Comments:

Post a Comment

<< Home