BloG ini berisi kumpulan tulisan menarik dari berbagai milis dan juga tulisan2 saya di beberapa milis. Topik yg menarik minat saya tentang manusia, kebudayaan, teknologi, management, marketing dan keagamaan...krn banyak posting menarik dari milis yg sayang kalau tidak di dokumentasi. Semoga ada gunanya... :P Silahkan dikomentari dan dikritisi jika ada hal-hal yg tidak sesuai dengan opini anda. Just feel free to write....OK...? :)

Tuesday, June 22, 2004

Merenda Hidup Yang Biasa (Catatan Seorang Pekerja Pabrik)

(dr artikel eramuslim.com)

Publikasi: 28/04/2004 14:27 WIB
eramuslim - Rona jingga menyemburat di setengah langit bagian timur.
Perlahan-lahan bola api merah bergerak naik, siap melaksanakan tugasnya. Aku
mengayuh pedal sepedaku pelan-pelan, membelah bulak tengah sawah. Dua puluh
kilometer akan kutempuh, menuju pabrik Batik Keris di Solo, tempat aku
mengais rejeki setiap hari.

Gelap malam meliputi. Dingin sentuhan angin sawah menggigilkan kulit. Aku
mengayuh sepedaku dengan kuat, berharap segera kucapai halaman rumah. Roda
sepedaku sudah hapal dengan lobang dan gundukan di jalanan beraspal rusak,
meski sesekali tetap terperosok atau terantuk.
Garang panas mentari menghujani. Masih tetap menyengat dan menyakitkan kulit
sawomatangku yang makin gosong karena tiap hari bermandi matahari. Kukayuh
pedalku kuat-kuat, untuk sejenak berteduh saat kudapat rimbun naungan
pepohonan di pinggir jalan.
Yah, demikianlah kulalui hari-hariku. Menembus gelap malam, dingin pagi
maupun terik di siang hari. Hari demi hari yang gamang. Entah ini sudah
tahun ke berapa. Enam, tujuh? Delapan? Atau sudah belasan? Aku tak pernah
menghitung lagi.

Dan dalam kehidupanku nyaris tak ada perubahan berarti. Antara pabrik dan
rumah. Itu saja. Senin dan Selasa, berangkat ke pabrik pagi-pagi sehabis
subuh. Pulang jam tiga sore. Istirahat sejenak, kemudian berbenah rumah.
Rabu-Kamis berangkat jam satu siang, pulang tengah malam. Pagi sebelumnya
kuisi dengan kegiatan memasak saaat simbok ke sawah, dan juga tidur sejenak.
Pulang ke rumah sudah dalam kondisi capek luar biasa.
Di pabrik kami harus bekerja dengan posisi berdiri, nyaris tidak pernah
duduk. Jum'at-Sabtu berangkat jam sepuluh malam pulang jam enam pagi.
Langsung tidur sampai menejelang dzuhur. Begitu terus.

Semuanya sudah menjadi ritme yang terprogram. Sejujurnya aku bosan dengan
kehidupanku yang demikian. Bahkan kadang kebosanan itu demikian memuncak.
Tapi apa yang dapat kulakukan? Aku hanyalah seorang gadis lulusan SMEA
kampung di selatan kota Solo, tetapi bekerja di pabrik dengan menggunakan
ijazah SMP karena pabrik tidak membutuhkan buruh penjaga mesin pemintal
benang berijazah setingkat SMU. Selain juga karena perusahaan tak suka
membayar gaji dengan UMR lebih tinggi.
Tapi sungguh aku tak tahu apa yang mesti kulakukan untuk mengatasi kebosanan
itu. Maka menonton televisi, berkunjung ke rumah saudara, bermain dan
ngobrol dengan para ponakan adalah selingan yang kadang juga sama
membosankannya. Sesekali aku jalan-jalan ke pertokoan di Coyudan atau ke
pasar Klewer, Beteng, Pasar Gede atau Pasar Kartosuro jika punya uang.

Aku bekerja di pabrik karena tidak ada pilihan pekerjaan lain sementara aku
harus menbiayai hidupku dan Simbokku. Karena meskipun Simbok memiliki
sepetak sawah peninggalan Bapak, namun penghasilannya tak memadai, bahkan
kadang rugi jika ada serangan wereng atau tikus. Mbakyu-mbakyuku tidak dapat
diharapkan karena mereka memiliki keluarga dan kehidupan mereka juga
seadanya.
Kalau bukan karena Simbok, aku ingin pergi jauh atau ditelan bumi saja
sekalian. Tapi kemana aku mesti pergi? Sejak kecil aku tak pernah tinggal
jauh dari tanah kelahiran dan dari keluargaku. Lagipula aku akan bekerja
apa? Sedang pengalaman yang kupunya hanyalah bekerja sekian tahun di pabrik
konveksi dengan tugas yang sama. Tak pernah berubah.

Hingga suatu hari, dalam semburat jingga mentari baru, aku menghentikan
sepedaku di sebuah masjid pinggir jalan. Masjid ini setiap hari kulalui
dalam perjalanan pulang pergiku ke pabrik. Hanya saja selama ini aku tak
pernah tertarik untuk mampir. Hanya saja selama ini tubuh penatku tak pernah
memberi kesempatan aku tertarik untuk menghadiri pengajian subuh seperti
yang diselenggarakan pagi ini.
Tapi kali ini aku tak lagi memedulikan lelah dan kantuk yang mendera setelah
bekerja shift malam. Aku hanya ingin mendapat sesuatu yang berbeda. Sesuatu
yang kuharapkan dapat meringankan beban jiwaku. Sesuatu yang akan menyirami
perasaanku yang nyaris mati. Sesuatu yang akan membuat hidupku lebih
berarti. Meski hanya arti bagi diriku sendiri. Kamu mau doakan aku kan?

Azimah Rahayu (@az, ba'da subuh 28april2004)


Cerita telah di-edit tanpa mengurangi makna.

wassalam,
-bt-

0 Comments:

Post a Comment

<< Home