Mari Bernasyid Bersama Fayaaz Bham
(oleh2 Joel dari Johannesburg)
"Dimulakan dengan bismillah
Disudahi dengan alhamdulillah
Begitulah sehari dalam hidup kita
Mudah-mudahan dirahmati Allah
...."
(Bismillah, Raihan)
Begitu bunyi satu bait nasyid dari Raihan, kelompok nasyid kondang
asal negeri jiran. Tentu akan jadi biasa bila lantunan nasyid itu
terdengar di Indonesia atau di negeri asal kelompok nasyid itu,
Malaysia. Namun siapa yang nyana kalau nasyid tersebut terdengar juga
di Johannesburg!
---
Fayaaz Bham namanya. Pria berusia 30-an tahun ini dikenalkan oleh
Haroon Casoojie pada Senin, 17 Mei 2004, hari pertama berkantor di
Johannesburg sekembali dari Jakarta. Fayaaz jadi kenalan orang India
kedua setelah Haroon. Mereka, Fayaaz dan Haroon, adalah dua di antara
sekitar 40 persen dari seluruh keturunan India yang beragama Islam di
Afsel (60 persen lainnya mayoritas menganut Hindu).
Jum'at, 21 Mei 2004, Fayaaz mengajak cari makan di luar selepas jam
kantor. Steak jadi menu pilihan kami sebagai teman bincang-bincang
malam itu. Kami meluncur ke wilayah Newtown, menuju ke sebuah steak
house. Tentu saja steak house yang telah mendapat sertifikat halal
dari SANHA (South African National Halaal Authority).
Di steak house, pengunjungnya didominasi (lagi-lagi) oleh orang
India. Lumrah saja, di sekitar situ pada masa apartheid dulu memang
wilayah pemukiman khusus orang India.
Tengok kiri kanan, terlihat cara mereka makan sedikit berbeda dengan
kolega-kolega kulit putih. Kolega yang kulit putih biasa memegang
pisau di tangan kanan dan garpu di tangan kiri, bahkan ketika makan
nasi. Sedang muslim India kebalikannya, pisau untuk memotong ada di
tangan kiri, dan garpu di tangan kanan untuk menyuap. Tangan ini yang
baru saja mulai mahir cara makan orang kulit putih, mesti bersusah
payah lagi belajar cara makan muslim di sini.
Selesai makan dan bincang-bincang, kami bergegas keluar menuju mobil
Fayaaz yang diparkir di luar dekat tepi jalan. Mendekati pintu mobil
Fayaaz, seorang berjubah putih khas muslim menghampiri, belum pasti
untuk maksud apa. Yang jelas, wajah beliau tampak familiar, seperti
keturunan melayu! Fayaaz pun mengiyakan kalau pria yang menggendong
bocah di pundaknya itu memang keturunan melayu. Sebelum memberikannya
sekeping uang logam, Fayaaz sempat menghardik agar tidak
mengeksploitasi anak kecil untuk pekerjaan mengemis seperti itu.
Mobil baru saja berjalan pelan, Fayaaz menyalakan CD player mobilnya
yang sejak tadi bisu. "Coba dengar, lagu apa ini?", begitu kira-kira
kata Fayaaz dalam bahasa Inggris.
"In the name of God... "
Terdengar prolog dalam bahasa Inggris, sepertinya terjemahan al-
Qur'an surat Al-Ikhlas. Tentu tidak aneh dalam bahasa Inggris, karena
memang bahasa itu jadi salah satu bahasa utama di sini.
Setelah jeda sebentar, kemudian terdengar suara alat musik perkusi.
Sepertinya pernah dengar dan tidak asing, namun juga tidak pasti
dengar di mana, lagu apa, entah dangdut, kasidah atau nasyid.
Sejenak kemudian terdengar liriknya.
"Dimulakan dengan bismillah
Disudahi dengan alhamdulillah
Begitulah sehari dalam hidup kita
Mudah-mudahan dirahmati Allah
...."
Ternyata senandung itu adalah nasyid milik Raihan, kelompok nasyid
kesohor asal Malaysia. Nasyid Raihan itu jadi pembuka di antara
belasan nasyid lain di CD tersebut, CD bertajuk "Bismillah, Yusuf
Islam & Friends, A Compilation of 18 Songs Glorifying God Almighty".
Di CD itu, hanya ada tiga atau empat nasyid berbahasa Melayu,
selebihnya dalam bahasa Inggris dan Arab atau campuran keduanya.
Hanya berniat meminjam, Fayaaz menanggapi lebih, ia malah ikhlas
memberikan CD-nya. Katanya di rumah dia masih punya satu keping lagi
CD yang sama. Jadilah, di kamar hotel Yusuf Islam cs itu menyaingi
penyanyi-penyanyi yang lagu rajin mampir di stasiun radio di Afsel
macam Usher, Avril Lavigne, Lenny Kravitz, Anastacia dan juga The
Corrs.
Terima kasih Fayaaz atas CD-nya, alhamdulillah. Sekali lagi
alhamdulillah, seperti yang dianjurkan Raihan pada nasyidnya yang
lain berjudul "Syukur" di CD yang diberi Fayaaz. Mari Fayaaz
bernasyid bersama.
"Ucaplah alhamdulillah, syukur kita kepada Allah
Ucaplah alhamdulillah, syukur kita kepada Allah..."
joel@joburg
June 09, 2004 23h17
---
Dinginnya di Vaal Dam, Hangatnya Keluarga Bham
Vaal Dam yang sangat besar itu, memang terasa kurang pas dikunjungi
pada musim dingin seperti sekarang ini. Untungnya, di Lenasia, suburb-
nya orang-orang India, disambut hangat oleh keluarga Bham, termasuk
oleh Zahra yang cantik, secantik bintang-bintang Bollywood.
"And Allah brought you forth from the wombs of your mothers knowing
nothing, and gave you hearing and sight and hearts that happily you
might give thanks"
(QS An-Nahl : 78)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home