Tentang AFI
Ketik AFI [spasi] BUDI ... ;P
Dari kacamata bisnis, AFI adalah sebuah fenomena yg begitu mempesona utk menciptakan sebuah pohon uang yg cepat sekali berbuah, dari keuntungan SMS premium yg dikirimkan oleh pemirsa setianya saja sudah bisa membiayai sebuah produksi acara TV yg hitungan-nya +/- 200 jt untuk satu episode dalam masa prime time, belum lagi pemasukan dari iklan dan sponsor off-air. Sebuah keberhasilan untuk sebuah tim produksi TV yg jelas akan berujung pada nilai rupiah yg bisa diterima dengan mudah.
Stasiun TV lain pun, seperti biasa akan menjadi follower keberhasilan tersebut dengan acara yg mirip2, tentunya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan rupiah yg sama besarnya. Anak2 muda pun akan terbuai dalam mimpi2 untuk menjadi kaya dan terkenal secara instan dalam masa dimana untuk cari kerja sekarang bukan suatu hal yg mudah. Maka klop-lah antara supply dan demand...sehingga stasiun TV dengan dukungan rumah produksi dan para sponsor beramai2 menampilkan tayangan junk-show pada saat yg bersamaan dengan semangat mencari keuntungan sebesar2nya.
Dalam sebuah tulisan di Kompas, Garin Nugroho seorang sutradara idealis, saat bertanya kepada kolega-nya yg produser suatu acara TV yg menurutnya tidak edukatif mendapatkan jawaban yg kontradiktif : "biarin aja orang lain menikmati....tp gue nggak mau anak gue nonton acara kayak gitu...". Sebuah jawaban yg sebenarnya bertentangan dengan hati nurani sang produser sendiri, tapi lagi2 atas nama sebuah keuntungan besar terpaksa idealisme harus digadaikan...karena memang idealisme tidak bisa bikin kenyang :)
Akhirnya, kedewasaan-lah yg membuat masyarakat semakin pintar untuk menentukan sendiri tontonannya..., dan suatu saat idealisme laku dijual...semoga.
wassalam,
-bt-
0 Comments:
Post a Comment
<< Home