Budaya kita menurut org Japan
(forward e-mail dari Indah IP di milis)
Subject: Fw: budaya kita menurut org Japan
Date: Wed, 9 Jun 2004 13:19:59 +0700
Prof Nagano Staf pengajar Nihon University memberikan kuliah
intensive course dalam bidang Asian Agriculturedi IDEC Hiroshima
University.
Beliau sering menjadi konsultan pertanian di Negara2 Asia termasuk
Indonesia. Ada beberapa hal yang menggelitik yang beliau utarakan
sewaktu membahas tentang Indonesia:
1.Orang Indonesia suka rapat dan membentuk panitia macam2.
Setiap ada kegiatan selalu di rapatkan dulu, tentunya dengan
konsumsinya sekalian. Setelah rapat perlu dibentuk panitia kemudian
diskusi berulang kali,saling kritik, dan merasa idenya yang paling
benar dan akhirnya pelaksanaan tertunda2 padahal tujuannya program
tersebut sebetulnya baik.
2. Budaya Jam Karet
Selain dari beliau saya sudah beberapa kali bertemu dengan orang
asing yang pernah ke Indonesia ketika saya tanya kebudayaan apa yang
menurut anda terkenal dari Indonesia dengan spontan mereka jawab jam
Karet!
Saya tertawa tapi sebetulnya malu dalam hati,
Sudah sebegitu parahkah disiplin kita.
3. Kalau bisa dikerjakan besok kenapa tidak (?)
Kalau orang lain berprinsip kalau bisa dikerjakansekarang kenapa
ditunda besok? Saya pernah malu juga oleh tudingan Sensei saya
sendiri tentang orang Indonesia. Beliau mengatakan, Orang Indonesia
mempunyai budaya
menunda-nunda pekerjaan.
4. Umumnya tidak mau turun ke Lapang
Beliau mencontohkan ketika dia mau memberikan pelatihan kepada para
petani, pendampingnya dari direktorat pertanian datang dengan safari
lengkap padahal beliau sudah datang dengan "work wear" beserta sepatu
boot. Pejabat tersebut hanya memberikan petunjuk tanpa bisa turun ke
lapangan, kenapa? Karena mereka datangnya pakai safari dan ada yang
berdasi. Begitulah beliau menggambarkan orang Indonesia yang hebat
sekali dalam bicara dan memberikan instruksi tapi jarang yang mau
turun langsung ke lapangan.
Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kita sudah terlalu sering dinina
bobokan oleh istilah indonesia kaya,masyarakatnya suka gotong royong,
ada pancasila,agamanya kuat, dll. Dan itu hanyalah istilah,
kenyataannya bisa kita lihat sendiri. Ternyata negarakita hancur2an,
bahkan susah untuk recoveri lagi, mana sifat gotong royong yang
membuat negara seperti korea bisa bangkit kembali. Kita selalu senang
dengan istilah tanpa action. Kita terlalu banyak diskusi,saling
lontar ide, kritik, akhirnya waktu terbuang percuma tanpa action.
Karena belum apa2 sudah ramai duluan. Kapan kita akan sadar dan
intropeksi akan
kekurangan2 kita dan tidak selalu menjelek-jelekkan orang lain?
Selama itu belum terjawab kita akan terus seperti ini, menjadi negara
yang katanya sudah mencapai titik minimal untuk disebut negara
beradab dan tetap terbelakang disegala bidang.
Mudah-mudahan pernyataan beliau menjadi peringatan bagi kita semua,
terutama saya pribadi agar bisa lebih banyak belajar dan mampu
merubah diri untuk menjadi yang lebih baik.
Ahmad Darobin Lubis
Graduate School for International Development and Cooperation (IDEC)
Hiroshima University
0 Comments:
Post a Comment
<< Home