BloG ini berisi kumpulan tulisan menarik dari berbagai milis dan juga tulisan2 saya di beberapa milis. Topik yg menarik minat saya tentang manusia, kebudayaan, teknologi, management, marketing dan keagamaan...krn banyak posting menarik dari milis yg sayang kalau tidak di dokumentasi. Semoga ada gunanya... :P Silahkan dikomentari dan dikritisi jika ada hal-hal yg tidak sesuai dengan opini anda. Just feel free to write....OK...? :)

Tuesday, September 14, 2004

PT Telkom Masuk 1000 Besar Dunia



MANAJEMEN PT Telkom hari-hari ini bergembira karena BUMN itu masuk dalam satu dari 1.000 perusahaan paling menguntungkan di dunia versi majalah ekonomi dunia bergengsi, BusinessWeek. Dalam terbitannya edisi No 8/III/4 Agustus 2004, majalah itu memasukkan PT Telekomunikasi Indonesia dalam peringkat ke-686 dari 1.000 perusahaan paling menguntungkan menurut mereka.

MEMBANGGAKAN, karena PT Telkom merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang masuk peringkat 1.000 terbaik, ujar Direktur Utama (Dirut) PT Telkom Kristiono, Rabu (28/7) di Jakarta. Menurut dia, menjadi kebanggaan juga bahwa PT Telkom mengalahkan banyak perusahaan telekomunikasi kelas dunia lainnya yang masuk dalam peringkat 1.000 itu. Antara lain Cable & Wireless (Inggris, 991), Telekom Austria (Austria, 775), Bharti (India, 948), Telkom Afrika Selatan (812). Bahkan, dengan Singapore Airlines, perusahaan penerbangan yang paling disukai di dunia, PT Telkom masih unggul, karena Singapore Airlines berada pada peringkat ke-740.

Sementara Presiden Komisaris PT Telkom Tanri Abeng menganggap masuknya PT Telkom dalam peringkat 1.000 perusahaan yang paling untung di dunia itu sangat bermanfaat bagi masyarakat. PT Telkom menjadi proxy (wakil) Indonesia di mata dunia apalagi BUMN itu masih diterima di New York Stock Exchange (NYSE).

Namun, masih menjadi ganjalan, PT Telkom sewaktu penilaian ini dibuat, 31 Mei 2004, kalah oleh Telekom Malaysia yang berada di peringkat 651. Walau dengan Maxis Communications PT Telkom masih unggul karena operator yang pernah ingin membeli saham operator seluler GSM Indonesia, PT Excelcomindo Pratama, itu hanya berada pada peringkat 970.

Tanri Abeng mengungkapkan, secara nyata kini PT Telkom sudah menyamai Telekom Malaysia. Ketika peringkat ini dibuat, kapitalisasi pasar PT Telkom baru mencapai 8,042 miliar dollar AS, sementara Telekom Malaysia sudah 8,508 miliar dollar AS.

Akhir Mei 2004, nilai saham PT Telkom hanya Rp 7.400, tetapi hari Selasa 27 Juli 2004 sudah mencapai Rp 7.700. "Kapitalisasi pasar PT Telkom hari-hari ini sudah mencapai 8,51 miliar dollar AS, yang berarti sudah menyamai, bahkan melampaui Telekom Malaysia," kata Tanri Abeng.

Baik Tanri maupun Kristiono yakin bahwa pada akhir tahun ini peringkat PT Telkom akan melampaui Telekom Malaysia sebab kapitalisasi pasarnya sudah beranjak naik.

Ke-1.000 perusahaan yang mendapat peringkat dari jutaan yang ada di dunia, sementara di ASEAN hanya terpilih 14 perusahaan. Mereka adalah PT Telkom dari Indonesia, lima perusahaan masing-masing dari Malaysia dan Singapura serta tiga perusahaan dari Thailand. Tidak tampak nama-nama perusahaan dari negara anggota ASEAN lain, semisal Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, atau Kamboja.

Bagi PT Telkom dan Indonesia, masuknya BUMN itu di 1.000 perusahaan yang paling menguntungkan, walau di peringkat ke-686, membanggakan karena merupakan yang pertama kali. Ini berarti, menurut Kristiono, PT Telkom diakui dunia memiliki nilai (value) yang tinggi.

Katanya, kemampuan PT Telkom sudah dapat diterima dunia karena pembuktiannya bukan dilakukan oleh PT Telkom sendiri melainkan oleh lembaga lain yang mandiri. Ini juga menjadi semacam pembangkitan kepercayaan diri bagi bangsa, "Ternyata kita tidak jelek-jelek amat."

Berkaitan dengan itu, posisi ini akan mempermulus penerapan visi BUMN itu yang ingin berkembang sebagai pemain regional dari ukuran nilai perusahaan. Saat ini, PT Telkom sudah boleh membanggakan diri sebagai perusahaan publik yang sejajar dengan perusahaan kelas dunia lainnya.

Kristiono menolak mengungkapkan apakah ada perusahaan lain di Indonesia yang sebenarnya berpeluang masuk ke daftar 1.000 perusahaan yang menguntungkan. Namun, kalau dilihat besarnya, mungkin Pertamina dan PLN, hanya saja mereka tidak listed di New York Stock Exchange (NYSE). Karena belum listed, Pertamina dan PLN belum bisa diukur kapitalisasi pasarnya.

Sementara Direktur Keuangan PT Telkom Rinaldi Firmansyah CFA menilai bahwa dengan peringkat itu PT Telkom sudah masuk dalam layar, masuk dalam teleskop para investor dan para pengambil keputusan. "Ini membuat langkah PT Telkom semakin diperhatikan dunia," katanya.

Rinaldi dimintai pendapat sebagai analis karena memiliki brevet atau sertifikat CFA (Chartered Financial Analyst) yang jumlahnya tidak banyak di dunia. CFA adalah gelar profesi yang diberikan kepada individu yang berhasil tiga kali lulus tiga tahun berturut-turut dalam ujian kemampuan menganalisa keuangan dan investasi.

CFA dikeluarkan oleh CFA Institute di Virginia, AS. Di Indonesia ada 38 orang CFA yang tergabung dalam ISIP (Indonesian Society of Investment Professionals) dan mereka kebanyakan bekerja sebagai analis di lembaga sekuritas.

Menurut Rinaldi, dari masuknya PT Telkom ke dalam 1.000 nama perusahaan terbaik di dunia, ada beberapa hal yang perlu dicatat. Yang pasti adalah harus meningkatkan kinerjanya, apalagi karena perusahaan publik ini tercatat di NYSE.

Sementara Tanri Abeng menilai, pertumbuhan PT Telkom demikian baik sehingga peluang untuk melampaui Telekom Malaysia sangat terbuka. PT Telkom memiliki sumber pertumbuhan (source of growth) yang besar tidak hanya dari pertumbuhan telepon tetap (fixed) tetapi juga dari seluler (wireless), sementara Telekom Malaysia tidak seberuntung itu. Telepon tetap nirkabel (fixed wireless) di PT Telkom menjadi sumber pertumbuhan, sementara seluler lewat PT Telkomsel juga berkembang pesat.

Visi PT Telkom sudah mencapai regional, hanya saja belum melakukan internasionalisasi. Telekom Malaysia sejauh ini sudah merambah luar negerinya, PT Telkom belum, karena peluang di dalam negeri masih sangat besar.

Namun, katanya, PT Telkom memiliki kemampuan sebagai pemain global, pemain kelas dunia. "PT Telkom dengan peringkat itu boleh dikatakan mampu mempertahankan standar manajemen global yang bagi pelanggan memberi jaminan pelayanan prima," katanya.

Selain itu, bagi investor, dengan kemampuan PT Telkom bertahan di NYSE, berarti pengelolaan perusahaan mengikuti standar NYSE yang ketat. "Investor akan enak tidur karena tidak ada hangky-pangky, karena PT Telkom masuk dalam jaringan internasional," ujarnya.

KRISTIONO berpendapat, sebenarnya kita memiliki kompetensi yang memang diakui dunia. Ia mencatat keberhasilan pelajar kita dalam olimpiade fisika dunia dan menang. Indeks pengembangan sumber daya manusia, investasinya, kalau dikatakan menurun rata-rata benar tetapi tidak berarti kita tidak mampu menelurkan juara.

Selama ini di dalam negeri, PT Telkom menguasai 14 persen 15 persen kapitalisasi pasar, yang berarti 14-15 persen di BEJ baru peringkat 686 di dunia. Dengan ukuran itu, katanya, PT Telkom dapat mengecek statusnya dan mengetahui posisinya secara tepat di tataran (landsekap) dunia.

Dengan posisi itu, Telkom akan mampu melaksanakan visinya menjadi pemain yang disegani di tingkat regional. Namun, manajemen juga harus mampu mempertahankan pertumbuhan di atas rata-rata industri dengan cara memelihara posisi pemimpin pasar.

Kristiono yakin, jika melihat pertumbuhan yang terjadi, tahun depan PT Telkom akan masuk ke Global 500, tidak Global 686 lagi. Pertumbuhan usaha PT Telkom dewasa ini yang 25 persen termasuk sangat baik, bahkan lebih baik dari rata-rata industri karena tak banyak yang punya pertumbuhan sebesar itu di dunia. Rata-rata industri telekomunikasi di dunia tumbuh 10 persen per tahun.

Ditanya apakah keberhasilan masuknya PT Telkom ke kelompok 1.000 bukan karena kontribusi anak perusahaannya, PT Telkomsel, yang cukup besar, Kristiono mengakuinya. PT Telkom merupakan integrated operator yang punya lini bisnis macam-macam, termasuk seluler lewat PT Telkomsel.

Menurut keterangan lain, merupakan hal yang umum jika semua hasil konsolidasi anak- anak perusahaan dimasukkan. SingTel dari Singapura, misalnya, juga mencatatkan laporan keuangan konsolidasi antara lain dari Telkomsel, walau anak perusahaan SingTel di Australia, Optus, tidak lolos dalam 1.000 nama dunia.

Seluler, kata Kristiono, di mana pun tumbuh sangat tinggi, bisa sampai rata-rata 30 persen, tetapi di Telkomsel lebih dari 48 persen. Sedangkan telepon kabel (wireline) dunia tumbuh dengan rata-rata 6 persen.

Di PT Telkom wireline selama ini tumbuh dengan 9,6 persen, namun dengan digunakannya teknologi nirkabel, pertumbuhan akan mencapai 14 persen sampai 15 persen setahun. Tahun 2004 dengan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 2,5 triliun, PT Telkom akan membangun jaringan untuk sebanyak 1,2 juta pelanggan lewat TelkomFlexi.

Kata Kristiono, peluang telepon kabel tetap (fixed line) masih sangat baik untuk negara yang penetrasinya masih rendah seperti di Indonesia. Pembangunan telepon tetap yang 15 persen akan terus dipertahankan selain tetap mengembangkan telepon seluler.

Juga layanan akses pita lebar (broadband) yang ternyata memiliki potensi tetapi masih harus didorong. Bagi PT Telkom, akses pita lebar dapat dilayani dengan prasarana yang sudah ada, tidak perlu membangun lagi sehingga praktis biayanya lebih murah.

Masuknya Telkom ke 1.000 terbaik sebenarnya tak akan memengaruhi harga saham BUMN yang go public tahun 1995 itu, karena para analis memiliki tolok ukur-tolok ukur tersendiri. "Kebanggaannya lebih ke internal, dalam tubuh PT Telkom sendiri," katanya.

Ia mengakui, dengan peringkat ia motivasi karyawan akan tergugah dan mereka akan mampu mengukur diri, ada di posisi mana dalam industri secara global ini. "Bisa diketahui kita masih kalah dari mana saja, gap-nya berapa besar. Misalnya, ketika akan mengejar Telekom Malaysia, apa kekurangan mereka walau tidak head to head dengan mereka," katanya.

Kalau dilihat dari ukuran-ukuran yang digunakan lalu dicocokkan dengan kapitalisasi pasar, saat ini yang terbaik yang cuma PT Telkom. Tetapi, kalau digunakan ukuran lain, misalnya excellent dalam sumber daya manusia , bisa jadi ada yang lebih unggul. Meski demikian, nilai pasar, market value, tetap merepresentasikan keseluruhan aspek, tidak cuma SDM saja misalnya.

Kristiono mengakui, masuknya PT Telkom dalam kelompok 1.000 ini masih diragukan sebagian orang kebenarannya. Ada yang bilang PT Telkom belum efisien, tetapi ia balik bertanya, ukurannya dari mana?

Ebitda (earn before interest, tax, depreciation and amortization) margin PT Telkom terbaik selama ini dan belum ada yang mengalahkan. Jika rata-rata industri telekomunikasi hanya 30-an persen, PT Telkom dan anak-anak perusahaannya sampai 64 persen, tertinggi di dunia. "Secara agregat (pembangkit), secara makro, itu sudah mencerminkan efisiensi," kata Kristiono menjawab keraguan sebagian masyarakat. Walau begitu ia mengakui, jika didetailkan, dilihat sampai ke sekecil-kecilnya, memang ada yang masih perlu diefisienkan.

Dibandingkan dengan industri, PT Telkom sebenarnya cukup baik. Misalnya dibandingkan dengan America Telecom (Meksiko), nilai pasarnya lebih tinggi karena operator Meksiko itu hanya 6,987 miliar dollar AS. Atau dengan Maxis Communication dari Malaysia yang nilai pasarnya 5,532 miliar dollar AS dibandingkan dengan Indonesia yang 8,042 miliar dollar AS.

Demikian pula, PT Telkom Indonesia mengungguli China Unicom, operator dengan 100 juta pelanggan di Republik Rakyat China yang sebenarnya menempati nomor urut 565. Dalam hitungan hasilnya (yield), China Unicom hanya mendapat 1,6 persen sementara PT Telkom mendapat 4,5 persen.

Bahkan, dalam perolehan atas ekuitas (return on equity/ROE) Telkom rata-rata mengungguli industri dengan 30,5 persen.

Sementara, misalnya, Telstra dari Australia hanya 30 persen, Korea Telecom yang jago hanya 12,2 persen. SingTel saja hanya 12,4 persen. (HW)



0 Comments:

Post a Comment

<< Home